Waktu.id – Investasi Saham di instrument saham banyak macamnya. Tetapi, antara investasi index, saham tunggal, dan reksa dana saham, yang mana seharusnya perlu diputuskan oleh investor pemula?
Investor dapat melakukan investasi secara murah dan nyaman untuk memperoleh eksposur dari pasar saham dengan tempatkan uang di reksa dana atau index.
Secara umum, manager investasi, sebagai pengurus reksa dana, dapat memberi eksposur pada satu kelas asset tertentu ke investor lebih efektif daripada investor pribadi.
Sebagai contoh, Sahabat Cuan dapat beli produk index S&P 500 di Pluang untuk memperoleh eksposur atas performa index S&P 500 keseluruhannya dibanding beli masing-masing 500 saham yang ada di index itu. Hal ini berlaku di pasar modal dalam negeri.
Dibanding kamu beli semua 30 saham perusahaan berkapitalisasi pasar di Indonesia, kenapa tidak menyimpan uang saja di reksa dana saham, misalkan produk Batavia Dana Saham, di Pluang?
Apalagi, bila Sahabat Cuan melihat diagram berikut ini, perform index IDX30 masih tetap searah dengan gerakan saham emiten raksasa seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI).
Keuntungan Investasi Saham Langsung
1. Investasi Secara Terfokus
Pilih beberapa saham opsimu sendiri bisa menolongmu untuk fokus pada satu bidang atau perusahaan tertentu, di mana performanya kamu yakin dapat melampaui perform pasar keseluruhannya.
Ada banyak style dan konsep saat menentukan saham. Pengurus dana global (hedge fund) condong pilih beberapa saham tertentu saja. Dalam pada itu, investor yang memfokuskan diri untuk menganalisis bagaimana imbas kondisi makroekonomi pada saham dapat pilih beberapa saham yang bergerak dalam bidang yang paling dikuasai peraturan moneter, misalkan saham perbankan yang tokcer karena peraturan kelonggaran kuantitatif (quantitative easing).
Di lain sisi, momen investors akan memperhatikan gerakan dan saluran dana ke satu saham tertentu. Bila dana investor mengucur kuat ke sebuah saham, pasti harga asset itu akan naik lepas dari segi esensialnya.
Apa saja style investasi investor, melakukan investasi saham tunggal dibarengi dengan resiko. Beberapa investor kemungkinan lakukan penganekaragaman portofolio dengan pilih beberapa perusahaan berlainan yang ia rasakan akan memperlihatkan performa terbaik dan tidak dengan atur peruntukan portofolio berdasar kapitalisasi pasar.
2. Punyai Kendalian Penuh Atas Keluar-Masuk Pasar
Melakukan investasi langsung di saham dapat memberikanmu kendalian penuh untuk masuk dan keluar pasar.
Saat lakukan ini, kamu kemungkinan dapat manfaatkan kontribusi seperti type-tipe order seperti limits, stops, dan trailing stops untuk tentukan titik masuk dan keluar yang betul-betul pas supaya keuntungan optimal.
Sebagai contoh, bila kamu sukses beli saham pada harga 2% lebih bagus dibandingkan lainnya dan menjualnya kembali pada harga 2% lebih bagus dibandingkan yang lain, karena itu kamu dapat memperoleh tambahan imbal 4%. Nilai ini telah sama dengan rata-rata imbal hasil index S&P 500 sepanjang tiga sampai 4 bulan yang kelihatan dalam lima tahun akhir.
3. Investasi Saham ialah Hal Hebat
Melakukan investasi saham ialah hal yang membahagiakan. Seperti melihat team olahraga favoritmu berlaga, mengawasi performa perusahaan favoritmu dapat menjadi sebuah “selingan” yang membahagiakan. Serunya ini tidak akan kamu peroleh bila kamu melakukan investasi secara pasif.
Memperhatikan pasar saham akan semakin hebat bila kamu telah pilih perusahaan jawaramu. Banyak investor nikmati proses pilih perusahaan yang mereka yakin akan berjaya di masa datang.
Resiko Investasi Saham Secara Langsung
Walau membahagiakan, tetapi investasi saham langsung mempunyai resikonya tertentu.
1. Resiko Overtrading dan Mistiming
Salah satunya resiko khusus bermain saham langsung ialah kebanyakan lakukan jual beli (overtrading) dan lakukan kekeliruan dalam tentukan waktu jual beli saham (mistiming). Diagram berikut ini memperlihatkan jika kamu dapat kehilangan nyaris dari sepertiga kekuatan cuanmu bila kamu melewati lima hari terbaik dalam bull run 30 tahun akhir.
2. Penganekaragaman yang Tidak Maksimal
Bila kamu melakukan investasi saham tunggal karena itu kamu sudah memutuskan untuk tempatkan danamu secara terpusat dalam beberapa nama saja jika dibanding dengan index saham yang ikuti performa banyak beberapa perusahaan.
Hingga kamu akan condong lebih beresiko dibanding reksadana yang peruntukannya ikuti kapitalisasi pasar dalam index saham.
Ini sebagai kekurangan investasi saham langsung bila dibanding investasi reksa dana saham atau investasi index, di mana kamu memperoleh eksposur atas performa beberapa saham dari bidang bermacam.
Kamu perlu percaya dan yakin jika pengetahuan investasimu akan memungkinkanmu menyuap imbal hasil lebih baik dari performa pasar keseluruhannya dengan menimbang jika kamu sudah memikul resiko yang semakin tinggi dibanding pasar.
3. Melakukan investasi Gunakan Emosi
Bermain saham dapat benar-benar meletihkan secara psikis. Kadang, bila kamu menanggung derita rugi dari bermain saham, karena itu kamu akan condong melakukan tindakan secara tidak logis.
Misalkan, karena telah terbakar awalnya kamu jadi malas melakukan investasi walau sebenarnya pasar akan ceria dan kebalikannya terlampau berkobar-kobar dan justru investasi umumnya sebentar saat sebelum pasar berbeda mendung.
Nach, melakukan investasi saham tidak terlampau memberatkan pikiranmu selalu untuk atur taktik jika kamu pilih reksadana saham atau melakukan investasi langsung di index saham, apa lagi bila kamu memperlancar taktik Dollar Biaya Averaging (DCA).
4. Kesusahan untuk Terus Menaklukkan Performa Pasar
Pada realitanya, terus akan susah selalu untuk terus-terusan menaklukkan performa pasar. Hingga sebaiknya kamu lakukan taktik membeli dan tahan (buy-and-hold) pada produk index saham atau reksadana saham.
Ini karena pasar saat ini bisa lebih cepat dan efektif untuk mempernyerap berita hingga susah untuk mempunyai keunggulan yang dapat menaklukkan pasar karena harga pasar saat ini semakin lebih cepat bereaksi pada perubahan terkini (priced in).